Kepala Kelompok Pengembangan Bisnis untuk UKM Ayu Wulandari menyebutnya sebagai kelemahan usaha kecil dan menengah yang dikembangkan ibu-ibu. Karena tidak disiplin membedakan dana pribadi dengan dana usaha, catatan keuangan perusahaan biasanya bakal amburadul.
"Ini nih penyakit UKM. Uang pribadi sering disamain dengan uang modal usaha. Kalau anaknya mau minta jajan, eh, diambil dari situ. Sedikit-sedikit, terus tahunya pas hitung-hitung bingung, ke mana ini uang saya, kok enggak untung-untung. Bingung kan?" tuturnya di depan peserta kelas Permodalan UKM dalam Workshop Wanita Wirausaha kerja sama BNI dan Femina di Hotel Crowne Plaza, Sabtu (22/5/2010).
Padahal untuk menunjukkan kualitas suatu usaha, ungkapnya, si pelaku usaha harus tertib dan disiplin mencatat laporan keuangannya dengan memisahkan dana usaha dari penggunaan pribadi. Ayu mengingatkannya berulang kali. "Disiplin bedakan pencatatan uang pribadi dan usaha Anda," tegasnya. Mengapa Ayu menegaskan hal ini berulang kali? Banyak pengalaman UKM yang ditanganinya sudah membuktikan pengeluaran dapur seringkali menyedot hasil usahanya.
"Nanti neracanya enggak bisa mencerminkan kondisi sebenarnya karena aset pribadi bercampur dengan usaha. Akhirnya nanti analisa keuangannya menjadi bias," tambahnya. Laporan keuangan sederhana, menurut Ayu, penting bagi para pengusaha UKM sekecil apapun untuk bergerak lebih maju. Lebih baik, lanjutnya, neraca keuangan dibuat per satu atau dua bulan karena akan lebih sensitif untuk memantau perkembangan usaha. "Semua harus dicatat, rajin mencatat pemasukan, biaya, utang dan tagihan. Ini harus dicatat jangan disimpan di otak. Lupa nantinya," tandasnya.
Sabtu, 22 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar